Sunday, June 20, 2010

Tamu

Maafkan aku Mama karena menangis terus.
Maafkan aku Papa karena menangis terus.
Tidak ada yang bisa aku lakukan selain menangis.
Aku hanyalah seorang bayi.

Maafkan aku karena selalu merepotkanmu saat tengah malam, Mama.
Maafkan anakmu ini yang selalu menyusahkanmu di tengah malam, Papa.
Tapi aku memang benar-benar takut. Amat sangat takut.
Tidak ada hal lain yang bisa kulakukan selain menangis.

Jika saja aku bisa mengatakannya, akan kusampaikan apa yang mengusikku.
Aku benar-benar membeci ketika malam tiba.
Aku benar-benar tidak suka dengan tamu yang kalian persilakan masuk malam-malam begini.
Aku benar benar tidak suka setiap malam dia datang untuk menyapaku.
Oh Mama, tidak bisakah kau mengusir dia saja?
Oh Papa, tidak bisakah kau menyuruhnya pergi?
Tidak bisakah kalian melihat dia?

Dia berada di sampingku, di samping kita, setiap malam.
Rambutnya yang panjang. Wajahnya yang pucat sempurna. Bola matanya yang seluruhnya putih. Bibirnya yang meneteskan darah. Tubuhnya yang tidak menapak.
Dia menyeringai padaku.
Mama, Papa, maafkan aku yang tidak bisa menahan tangis.

Mama, Papa, tamu macam apa yang kalian persilakan masuk ini?

0 comments:

Post a Comment