Tuesday, July 21, 2009

Ampas Teh dan Tanaman Petai

Ampas Teh

Sisa teh atau ampas teh ternyata dapat bermanfaat bagi tanaman, yaitu dapat memperbaiki kesuburan tanah, merangsang pertumbuhan akar, batang dan daun, limbah rumah tangga ini dapat digunakan langsung tanpa harus diolah lagi. Ampas teh ini lebih praktis dibandingkan penggunaan kompos. Kandungan yang terdapat di ampas teh selain polyphonel juga terdapat sejumlah vitamin B kompleks kira-kira 10 kali lipat sereal dan sayuran. Ampas teh ini biasanya diberikan pada semua jenis tanaman. Misalnya, tanaman sayuran, tanaman hias, maupun pada tanaman obat-obatan, hal ini dikarenakan bahwa ampas teh tersebut mengandung Karbon Organik, Tembaga (Cu) 20%, Magnesium (Mg) 10% dan Kalsium 13%, kandungan tersebut dapat membantu pertumbuhan tanaman (Dadan Rodiana, 2007).
Ampas teh tidak hanya dapat berfungsi sebagai pupuk ternyata bisa dijadikan sebagai pestisida yang bersifat toksik bagi serangga tanaman, jika ampas teh ini dijadikan sebagi kompos. Ampas teh mengandung banyak unsur hara yang bagus untuk tanah. Mikroba yang dihasilkan oleh ampas teh ini hanya bersifat toksik pada serangga tidak pada tanaman sehingga tidak perlu khawatir tanaman itu beracun dan berbahaya untuk dikonsumsi oleh manusia (H. Akhadi 2005)
Ampas teh dapat dikelolah menjadi kompos dengan kwalitas yang baik, dalam pengelolahannya kompos itu dicampur dengan zat tambahan, diantaranya kapur, bekatul, tetes tebu atau gula. Gula dan bekatul merupakan bahan yang bias membangkitkan mikroorganisme yang akan menjadi pestisida. Dengan ditambah gula, mikroba tersebut cepat berkembang dan cukup ampuh membunuh serangga (Matnawi, 1989)


Tanaman Petai



Dalam dunia tumbuhan, tanaman petai diklasifikasikan dalam keluarga Leguminosae (Mimosaceae), marga Parkia dan jenis Parkia speciosa berupa pohon yang tingginya antara 5-25 m. Petai atau mlanding (Parkia speciosa) merupakan pohon tahunan tropika dari suku polong-polongan (Fabaceae), anak suku petai-petaian (Mimosoidae). Tumbuhan ini tersebar luas di Nusantara bagian barat. Bijinya, yang disebut "petai" juga, dikonsumsi ketika masih muda, baik segar maupun direbus.
Pohon petai menahun, tinggi dapat mencapai 20m dan kurang bercabang. Daunnya majemuk, tersusun sejajar. Bunga majemuk, tersusun dalam bongkol (khas Mimosoidae). Bunga muncul biasanya di dekat ujung ranting. Buahnya besar, memanjang, bertipe buah polong. Dari satu bongkol dapat ditemukan sampai belasan buah. Dalam satu buah terdapat hingga 20 biji, yang berwarna hijau ketika muda dan terbalut oleh selaput agak tebal berwarna coklat terang. Buah petai akan mengering jika masak dan melepaskan biji-bijinya.
Petai hanya dapat ditanam di tanah rendah hingga dataran tanah yang tinggi 1,500 m daripada paras laut. Iklim kawasan yang cukup lembap dan panas adalah sesuai untuk pertumbuhan pokok yang subur. Jenis tanah yang mesti digunakan yaitu tanah gembur, tanah liat berpasir, atau liat yang dapat disesuaikan (Nur Tjahjadi 1991).


Hubungan antar ampas teh seduh dan tanaman petai
Setiap tanaman sangat membutuhkan pupuk, karena pupuk merupakan unsur terpenting dalam membantu pertumbuhan dan perkembangan suatu tanaman, sama halnya tanaman petai. Pada tanaman petai yang terpenting yaitu pada kesuburan tanah, selain sebagai penyangga akar, tanah juga berfungsi sebagai penyedia air, zat-zat hara, dan udara bagi pernapasan akar tanaman. Tanah yang subur dapat menyebabkan pertumbuhan dan perkembangan tanaman secara optimal.
Faktor utama yang menyuburkan tanah yaitu bahan organik. Seperti pada penggunaan ampas teh seduh pada tanaman sangat baik untuk tanaman karena pada ampas banyak terkandung berbagai macam unsure seperti Besi (Fe), Timbale (Pb), Tembaga (Cu), Magnesium (Mg).


0 comments:

Post a Comment